Pohon Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
TNOP 2024 (DIKBANG X ARKADIA)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Sapindales
Famili: Sapindaceae
Genus: Nephelium
Spesies: Nephelium lappaceum L.
Deskripsi
Rambutan adalah pohon tropis yang dapat tumbuh hingga ketinggian 15-25 meter. Daunnya majemuk, berukuran sedang, berbentuk lonjong, dan tersusun dalam pasangan yang berlawanan. Warna daunnya hijau tua di bagian atas dan lebih terang di bagian bawah. Buah rambutan terkenal dengan kulit luarnya yang ditutupi "rambut" lunak berwarna merah atau kuning ketika matang. Daging buahnya berwarna putih atau transparan, manis, dan sedikit asam, dengan biji yang agak keras di bagian dalam. Pohon ini berbunga pada awal musim hujan, dan buah biasanya dipanen sekitar 3-4 bulan setelah berbunga. (Arifin. et. al. 2020)
Fungsi
Buah rambutan dikenal sebagai sumber vitamin C dan serat yang baik. Selain dimakan segar, rambutan juga bisa diolah menjadi jus, manisan, atau ditambahkan pada berbagai hidangan penutup. Dalam pengobatan tradisional, daun, kulit batang, dan akar rambutan digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan, seperti demam, diare, dan diabetes. Ekstrak kulit rambutan memiliki sifat antioksidan dan antibakteri. Kayu dari pohon rambutan memiliki kualitas sedang dan dapat digunakan sebagai bahan bangunan atau pembuatan perabot sederhana. Selain menghasilkan buah, pohon rambutan juga digunakan sebagai tanaman peneduh di taman atau pekarangan karena daunnya yang rimbun dan bentuk pohonnya yang kokoh. (Sugiyono. 2019)
Habitat
Pohon rambutan berasal dari Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Rambutan tumbuh baik di daerah tropis yang lembap dengan suhu rata-rata 22-30°C dan curah hujan tahunan 1.500-2.500 mm. Tanaman ini cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut. Rambutan tumbuh optimal di tanah yang subur, gembur, dan memiliki drainase yang baik.
Perawatan
Bibit rambutan dapat diperbanyak melalui biji atau metode vegetatif seperti cangkok dan okulasi. Tanah yang digunakan sebaiknya kaya bahan organik, dengan pH 5,5-6,5. Pohon ini membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan yang optimal. Pohon rambutan memerlukan penyiraman secara teratur, terutama pada musim kemarau atau ketika masih muda. Namun, tanah harus memiliki drainase yang baik karena pohon ini tidak tahan terhadap genangan air. Pemupukan dilakukan secara berkala, terutama dengan pupuk kandang atau pupuk organik yang kaya akan nitrogen, fosfor, dan kalium. Pemupukan 2-3 kali setahun membantu meningkatkan produksi buah. Pemangkasan dilakukan untuk mengatur cabang-cabang yang terlalu rapat dan menjaga sirkulasi udara yang baik dalam kanopi pohon, sehingga mengurangi serangan hama dan penyakit. Beberapa hama seperti ulat daun dan kutu putih sering menyerang pohon rambutan. Penyakit yang umum meliputi busuk buah dan layu fusarium. Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida organik atau kimia yang sesuai. (Damanik. 2018)
Siti Nurfajriah
Referensi
Arifin, Z., et al., “Pertumbuhan dan Produksi Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.) pada Kondisi Agroekosistem Tropis Basah,” Jurnal Hortikultura Indonesia, Vol. 5, No. 1, 2020.
Damanik, R., “Budidaya Rambutan: Potensi dan Tantangan,” Buku Pertanian Hortikultura, 2018.
Sugiyono, “Pemanfaatan Rambutan dalam Pengobatan Tradisional,” Jurnal Fitoterapi Indonesia, Vol. 6, No. 2, 2019.