Pohon Gurita/Walisongo (Schefflera actinophylla)
TNOP 2024 (DIKBANG X ARKADIA)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Apiales
Famili: Araliaceae
Genus: Schefflera
Spesies: Schefflera actinophylla (Endl.) Harms
Deskripsi
Pohon gurita, yang juga dikenal sebagai walisongo atau umbrella tree, adalah tanaman tropis yang biasanya tumbuh hingga 10-15 meter di habitat alaminya, tetapi sering dijumpai dalam bentuk yang lebih kecil sebagai tanaman hias. Nama "pohon gurita" merujuk pada bentuk cabang-cabangnya yang melengkung keluar seperti tentakel gurita. Daun-daunnya tersusun melingkar di ujung tangkai, berbentuk bulat seperti payung, terdiri dari 7-16 selebaran yang panjang dan berbentuk oval dengan tepi licin. Bunganya berwarna merah mencolok, tersusun dalam kelompok panjang yang tumbuh dari ujung cabang-cabangnya. Buah dari pohon ini kecil, berbentuk bulat, dan berwarna merah keunguan saat matang. Karena bentuknya yang menarik dan ukuran sedang, pohon ini sering digunakan sebagai tanaman hias di pekarangan dan taman-taman. (Anindita. 2019)
Fungsi
Schefflera actinophylla sangat populer sebagai tanaman hias baik di luar ruangan maupun dalam ruangan. Bentuk daun dan cabangnya yang unik serta kemampuannya bertahan di berbagai kondisi membuatnya menarik untuk dekorasi. Seperti beberapa tanaman tropis lainnya, pohon gurita dikenal mampu menyerap polutan dari udara seperti formaldehida, benzena, dan toluena, sehingga membantu meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan. Dengan daunnya yang rimbun dan kanopi yang lebar, pohon ini sering digunakan sebagai peneduh di taman atau ruang terbuka lainnya. Di beberapa negara, ekstrak dari bagian-bagian tanaman Schefflera actinophylla digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati gangguan kulit, demam, dan peradangan, meskipun penelitian ilmiah terkait manfaat ini masih terbatas. (Salmawati. 2021)
Habitat
Pohon gurita berasal dari wilayah tropis Australia, Papua Nugini, dan Indonesia. Tumbuh baik di daerah dataran rendah hingga ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini lebih menyukai area yang mendapat sinar matahari penuh hingga setengah teduh. Di lingkungan tropis yang lembap, pohon ini bisa tumbuh dengan subur, tetapi juga mampu bertahan di daerah dengan curah hujan rendah.
Perawatan
Schefflera actinophylla dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, meskipun lebih menyukai tanah yang kaya nutrisi dan memiliki drainase yang baik. Pastikan tempat penanaman mendapat sinar matahari yang cukup. Pohon ini membutuhkan penyiraman teratur, terutama saat masih dalam masa pertumbuhan. Namun, penting untuk tidak terlalu banyak menyiram karena dapat menyebabkan akar membusuk. Pemupukan dengan pupuk organik atau pupuk NPK dapat dilakukan dua kali setahun untuk mendukung pertumbuhan dan kesuburan daun. Pada fase pertumbuhan, pemupukan tambahan bisa membantu menghasilkan daun yang lebih sehat dan hijau. Pemangkasan dilakukan untuk menjaga bentuk dan ukuran pohon agar tidak tumbuh terlalu besar, terutama jika ditanam sebagai tanaman hias dalam ruangan atau di taman-taman kecil. Meskipun relatif tahan terhadap hama, tanaman ini bisa diserang kutu putih dan tungau laba-laba. Pemantauan rutin dan penggunaan insektisida organik atau sabun insektisida dapat membantu menjaga tanaman tetap sehat.
Siti Nurfajriah
Referensi
H. Anindita, “Keanekaragaman Tanaman Hias Tropis Indonesia,” Buku Botani Tropis Indonesia, 2019.
Salmawati, A., "Pemanfaatan Tanaman Schefflera actinophylla sebagai Tanaman Hias dan Fungsinya dalam Penyaringan Udara," Jurnal Hortikultura Tropis, Vol. 3, No. 2, 2021.