Sukun - Artocarpus altilis
TNOP2022 (DIKBANG X ARKADIA)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Arthocarpus
Spesies : Arthocarpus altilis (Anwar, 2009).
Sukun (Artocarpus
altilis) merupakan salah satu tanaman penghasil buah utama dari keluarga Moraceae.
Tanaman ini sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia bahkan di
beberapa negara di kawasan Pasifik seperti Fiji, Tahiti, Kepulauan Samoa, dan
Hawai, buah sukun telah dimanfaatkan sebagai makanan pokok tradisional, akan
tetapi bagi masyarakat Indonesia, konsumsi buah sukun umumnya masih terbatas
sebagai makanan ringan dan sayur. Sebagai salah satu sumber bahan pangan
alternatif, buah sukun terbukti memiliki kandungan gizi cukup tinggi (Hamdan,
dkk, 2012).
Tanaman sukun memiliki batang kayu yang lunak, kulit batang berwarna hijau kecoklatan, berserat kasar dan pada semua bagian tanaman memiliki getah encer. Akar tanaman sukun biasanya ada yang tumbuh mendatar atau menjalar dekat permukaan tanah dan dapat menumbuhkan tunas alami. Tanaman sukun berdaun tunggal yang bentuknya oval-lonjong. Bunga sukun berumah satu (monoceous), terletak pada ketiak daun dengan bunga jantan berkembang terlebih dahulu. Buah sukun berbentuk bulat sampai lonjong dengan ukuran panjang bisa lebih dari 30 cm, lebar 9-20 cm, dengan daging buah berwarna putih, putih-kekuningan atau kuning (Hamdan, dkk, 2014).
Manfaat
Buah sukun mengandung berbagai jenis zat gizi utama yaitu karbohidrat 25%, protein 1,5% dan lemak 0,3% dari berat buah sukun. Selain itu buah sukun juga banyak mengandung unsur-unsur mineral serta vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Unsur-unsur mineral yang terkandung dalam buah sukun antara lain adalah Kalsium (Ca), Fosfor (P) dan Zat besi (Fe), sedangkan vitamin yang menonjol antara lain adalah vitamin B1, B2 dan vitamin C. Kandungan air dalam buah sukun cukup tinggi, yaitu sekitar 69,3%. Pemanfaatan buah sukun sangat menguntungkan karena mengandung zat gizi yang tinggi sebagai sumber energi (kalori) juga mengandung zat-zat yang berguna bagi kesehatan. Adanya senyawa-senyawa seperti plavanid, saponin dan poliphenol yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan terhadap beberapa penyebab penyakit mengindikasikan kegunaan bahan tanaman sukun sebagai bahan obat. Pemanfaatan bahan tanaman sukun sebagai obat tradisional (herbal) telah banyak dilaporkan oleh masyarakat, walaupun secara medis belum banyak dikembangkan. Antara lain dapat menurunkan kolesterol, asam urat, gangguan pada ginjal dan jantung (Hamdan, dkk, 2014).
Referensi
Anwar Syadat Siregar. (2009). Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) pada Berbagai Ketinggian di Sumatera Utara. Medan: Universitas Sumatera Utara. hal : 3.
Hamdan Adma Adinugraha, Noor Khomsah Kartikawati. (2012). Variasi Morfologi dan Kandungan Gizi Buah Sukun. Jurnal Wana Benih. Vol. 13, No. 2. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. hlm. 99-100.
Hamdan Adma Adinugraha, Noor Khomsah Kartikawati, Dedi Setiadi, Prastyono. (2014). Pengembangan Teknik Budidaya Sukun (Artocarpus altilis) untuk Ketahanan Pangan. Jakarta: IPB Press. hlm. 3-4.
Penulis :
Wanda Sopiah