Kamboja – Plumeria rubra

Kamboja – Plumeria rubra


Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Gentianales

Famili : Apocynaceae

Genus : Plumeria

Spesies : Plumeria rubra

(Network 2003) (Khafidzin 2005)


Deskripsi

Tanaman kamboja berukuran sekitar 3-7 m, dan memilki getah putih. Tanaman asal Amerika tropik ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias dipekarangan, taman, kuburan, atau tumbuh liar. Tumbuh dari dataran rendah sampai 700 mdpl. Batang pokok besar, tumbuh membengkok, berkayu keras, percabangan banyak dan besar, berdaging, sedangkan cabang muda lunak dan terdapat tanda bekas tangkai daun yang telah lepas (Dalimartha 2003).

Bunga kamboja memiliki lima helai kelopak yang besar yang bentuknya hampir sama. Namun, setiap jenisnya memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Bunga kamboja senantiasa muncul bergerombol pada tiap ujung cabangnya. Masing-masing tangkai mahkota bunga panjangnya berbeda-beda sesuai dengan jenisnya, berkisar 20-40 cm. Bunga dalam malai rata, berkumpul di ujung ranting, bentuk corong, mahkota bunga warna putih atau merah, dan berbau harum. Helaian daun bersifat kaku, bentuk lanset, panjang sekitr 20 cm, lebar 6-12,5 cm, ujungnya meruncing, pangkal daun menyempit, tepi rata, dan tulang daun menyirip


Fungsi

Kamboja cukup dikenal sebagai obat tradisional. Penggunaan genus kamboja baik kulit batang, getah dan daunnya oleh masyarakat sebagai bahan obat tradisional sangat banyak ragamnya dan digunakan secara turun-temurun. Kulit batang kamboja berbunga putih oleh masyarakat sering digunakan sebagai obat patek (frambosia), obat luar untuk kulit pecah-pecah pada telapak kaki, sedangkan air rebusannya dimanfaatkan untuk merendam kaki bengkak. Getah dan daunnya dimanfaatkan untuk mempercepat pecahnya bisul dengan cara dioles sedikit minyak kelapa (Tampubolon 1995). Bunga kamboja juga banyak digunakan sebagai campuran Parfum, kosmetik dan dapat digunakan sebagai campuran teh kombocha (S.N. Handayani & K. Riyani 2008). Daun Kamboja berkhasiat sebagai penenang saraf, mengatasi insomnia, sakit kepala, dan obat bisul. Akar digunakan sebagai obat wasir (ambeien), getahnya digunakan untuk menghilangkan kapalan pada tangan dan kaki. Getah, daun, kulit batang, akar serta seluruh bagian tumbuhan kamboja dapat digunakan untuk mencegah pingsan akibat udara panas, disentri, TBC, cacingan, sembelit, sakit gigi berlubang dan bisul (Hariana 2006).


Habitat

Tanaman kamboja berasal dari Amerika Tropik, seperti Meksiko, Kolombia, Ekuador, tanaman ini menyebar ke daerah-daerah beriklim panas lainnya, seperti Asia termasuk Indonesia dan dapat bertumbuh pula pada iklim sub tropis (Heerdjan, A.S. & Heerdjan, F.S 2005). Kamboja asli Indonesia merupakan kamboja yang bunganya memiliki warna putih dengan bagian dalam berwarna kuning dan memiliki kuntum tidak terbuka penuh serta berukuran kecil, jenis bunga ini banyak ditemui di pemakaman tua di Jawa juga hampir di seluruh pura, tempat peribadatan umat Hindu Bali (WS. Don, et al 2002)

.

Referensi


Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta: Puspa Swara.

Hariana, H.A. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya (seri 2). Jakarta: Penebar Swadaya.

Heerdjan, A.S. & Heerdjan, F.S. 2005. Tanaman Berbunga Harum. Jakarta: Penebar Swadaya.

Khafidzin, M. 2005. Plumeria ; Kamboja cantik Penghias Taman. Jakarta: Penebar Swadaya.

Network, Germplasm Resources Information. 2003.

S.N. Handayani & K. Riyani. 2008. "Analisis Senyawa Kimia dalam Ekstrak Klorofom Bunga Kamboja (Plumeria alba) dengan Gc-Ms. ." Molekul, 3 (2) 107-113.

Tampubolon, O. 1995. Tanaman Obat. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

WS. Don, et al. 2002. Morfologi tanaman kamboja. 



Hauzan Fathurrohman