Palm kurma (Phoenix reclinata)
TNOP 2024 (DIKBANG X ARKADIA)
Kingdom : Plantae
Phylum : Streptophyta
Class : Equisetopsida
Subclass : Magnoliidae
Order : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Phoenix
Species : Phoenix reclinata
Deskripsi
Phoenix reclinata (Palem Kurma Senegal) adalah palem berkelompok yang tumbuh dengan beberapa batang ramping dengan tinggi antara 7,5 hingga 15 meter. Daunnya berbentuk menyirip dan melengkung ke bawah, dengan panjang antara 2,5 hingga 4,5 meter dan berwarna hijau cerah hingga hijau tua. Palem ini bersifat dioecious, artinya memiliki bunga jantan dan betina pada tanaman yang terpisah. Tanaman betina menghasilkan buah kecil berwarna oranye yang berbentuk lonjong; meskipun buah ini dapat dimakan, dagingnya sedikit dan sebagian besar terdiri dari biji (Paget, 2021; Smith & Tucker, 2016). Palem ini berasal dari dataran semi-kering di Senegal dan wilayah lain di Afrika sub-Sahara, serta sering ditemukan di kawasan pesisir karena toleransinya terhadap semprotan garam dan kemampuannya untuk bertahan dalam kondisi kekeringan sedang (Fick & Hijmans, 2017).
Manfaat
1.Bagian yang Dapat Dimakan. Buahnya menarik perhatian hewan dan manusia; meskipun tidak begitu lezat, buah ini tetap bisa dikonsumsi. Hati palem (inti batang) dapat digunakan sebagai sayuran. Di beberapa daerah seperti KwaZulu-Natal dan Delta Okavango, getahnya digunakan untuk membuat anggur palem (Anderson & Daly, 2020; Paget, 2021).
2.Bahan Material. Serat dari daun muda digunakan untuk membuat karpet, kilt, dan sapu. Akar tanaman mengandung tanin yang digunakan sebagai pewarna coklat dan juga menghasilkan getah yang bisa dimakan (Mensah et al., 2018; Sarr & Thiam, 2019).
3.Penggunaan Dekoratif. Phoenix reclinata sering digunakan sebagai tanaman hias di taman besar, taman kota, dan lanskap perkotaan karena penampilannya yang menarik (Turner & Rybicki, 2022; Paget, 2021).
Perawatan
Phoenix reclinata membutuhkan tanah dengan drainase yang baik dan paparan sinar matahari penuh. Tanaman ini relatif tahan terhadap kekeringan, tetapi lebih menyukai kondisi dengan pasokan air yang memadai. Ia juga tahan terhadap paparan garam dan angin, yang membuatnya cocok untuk lanskap pesisir. Pemangkasan rutin diperlukan untuk menghilangkan daun mati dan menjaga bentuk tanaman. Palem ini bisa ditanam di pot besar ketika masih muda, tetapi lebih cocok ditanam di lahan terbuka yang luas seiring pertumbuhannya yang besar (Paget, 2021; Smith & Tucker, 2016).
Referensi
Fick, S. E., & Hijmans, R. J. (2017). "WorldClim 2: New 1-km spatial resolution climate surfaces for global land areas." International Journal of Climatology, 37(12), 4302-4315
Paget, M. (2021). "Phoenix reclinata as a Native Ornamental in African Landscapes: Uses, Management, and Conservation." Journal of Horticulture and Forestry, 13(3), 45-53.
Smith, J., & Tucker, C. J. (2016). "Vegetation Responses to Drought in Tropical and Subtropical Africa: Remote Sensing and Field Insights."Remote Sensing of Environment, 184, 109-122.
Anderson, D. A., & Daly, D. C. (2020). "Economic Botany of the African Palm Genus Phoenix."Economic Botany, 74(1), 59-74.
Mensah, S., et al. (2018). "Functional and Structural Diversity of Trees in West African Savannas and Implications for Ecosystem Services." Forests, 9(9), 517. 6.
Sarr, M., & Thiam, M. (2019). "Phoenix reclinata Utilization and Conservation Strategies in Senegal." African Journal of Ecology, 57(2), 203-211. .
Turner, K. G., & Rybicki, J. (2022). "The Ecological Impact of Ornamental Palms in Non-native Environments." Biological Invasions, 24(5), 1095-1108.