Nangka – Artocarpus heterophyllus lam.
TNOP 2024 (DIKBANG X ARKADIA)
Berikut merupakan daftar kedudukan taksonomi dari tumbuhan Nangka menurut (Rukmana, 1997):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Morales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus Lamk.
Deskripsi Tumbuhan
Tumbuhan nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) merupakan salah satu tumbuhan buah tropis karena dapat ditanaman dan tumbuh di kawasan tropis dengan ketinggian kurang dari 1.000 meter di atas permukaan air laut dan tumbuhan ini berasal dari wilayah India Selatan. Nangka termasuk ke dalam famili Moracea, yang di mana famili Moracea ini memiliki jumlah spesies berkisar antara 1.000 – 1.100 yang hampir sebagian besar spesies terpusat di kawasan tropis dan sub-tropis (Rahman et al, 2013).
Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) memiliki karakter morfologi yaitu tumbuhan berupa pohon dengan tinggi 10 – 30 meter, memiliki getah putih pada bagian kulit batangnya, rantingnya tidak memiliki daun saat masih muda. Batang nangka dewasa memiliki diameter yang cukup besar yaitu 80 cm, batang berjenis kayu, tegak, berbentuk bulat, dan memiliki permukaan yang kasar. Nangka memiliki daun penumpu yang membungkus tunas daun muda, dengan panjang daun antara 1 – 5 cm, panjang tangkai daun sampai 3 cm, dengan helaian (Lamina) daun bercuping tiga saat daun masih muda dan bentuknya jorong. Buah nangka termasuk buah sejati yang membungkus biji pada setiap daging buahnya, buah yang sudah matang memiliki ukuran panjang dan lebar sekitar 25 – 50 cm, dengan bentuk yang bervariasi seperti jorong, lonjong, atau seperti buah pir dengan kulit buahnya (Exocarp) yang termodifikasi menjadi runcing seperti duri berbentuk kerucut (Silalahi dan Mustaqim, 2020).
Fungsi Tumbuhan
Tumbuhan nangka memiliki banyak fungsi, di mana fungsi utamanya adalah sudah jelas sebagai penghasil makanan berupa buah. Kayu dari batang nangka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku perabotan dan barang lain karena kokoh dan tahap dari rayap serta jamur. Daun nangka memiliki fungsi sebagai senyawa antioksidan yang baik karena mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan tanin. Buah nangka sudah pasti berfungsi sebagai bahan makanan baik dimasak kembali ataupun langsung dikonsumsi (Rosandy, F. T, 2015).
Habitat
Nangka (Artocarpus heterphyllus Lamk.) merupakan tumbuhan berjenis pohon besar yang bukan tumbuhan endemik asli Indonesia, melainkan berasal dari kawasan India tepatnya di India Selatan. Tumbuhan ini kemudian menyebar di kawasan tropis yang memiliki curah hujan cukup tinggi dengan nilai curah hujan tahunan rata-rata sebesar 1.500 – 2.500 mm/tahun. Pohon nangka dapat tumbuh dengan sangat optimal pada ketinggia 0-800 mdpl. Tumbuhan genus Artocarpus termasuk nangka memiliki habitat penyebaran dengan keanekaragaman yang terpusat di kawan Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, pulau Kalimantan menjadi pusat dari diversifikasi genus Artocarpus (William et al, 2017).
Tumbuhan nangka sendiri umumnya dapat tumbuh pada daerah yang memiliki bulan kering lebih dari 4 bulan, dengan tumbuh pada berbagai tipe tanah seperti aluvial dan tanah liat berpasir dengan irigasi baik. Pohon nangka akan tumbuh dengan sangat optimal pada tanah yang gembur dan vukup berpasir dengan pH tanah optimum sebesar 6 – 7 (Harry, N. R, 1994).
Perawatan
Pada dasarnya, pohon nangka merupakan jenis pohon yang cukup tangguh. Pohon nangka tidak terlalu membutuhkan perawatan ekstra dalam pertumbuhannya, karena memang pohon ini dapat tumbuh dan berkembang di berbagai kondisi lingkungan dan tanah. Pohon nangka juga tahan akan berbagai hama dan penyakit, hal itu menjadi alasan tambahan bahwa pohon nangka tidak terlalu memerlukan perawatan ekstra.
Apabila ingin memberikan perawatan ekstra terhadap pohon nangka, berikut cara perawatannya:
- Penyiraman dapat dilakukan sebanyak 3-4 hari sekali.
- Penyiangan dilakukan sebanyak 2-4 bulan selama 2-3 tahun.
- Pupuk diberikan dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos sebanyak 20 kg per tanaman dan dilakukan sebanyak 1-2 kali setahun.
- Mulsa dapat diberikan pada saat musim kemarau setiap 2 kali per tahun untuk meningkatkan kelembapan tanah (Wanajih, 2023).
Referensi
Harry, N.R. 1994. Nangka. Dalam Lembaran Informasi Prosea no.7. PROSEA Indonesia. Bogor : Yayasan PROSEA, hal : 41-42.
Rahman A.H.M.M. & Khanom, A. (2013). A taxonomic and ethno-medicinal study of species from Moraceae (Mulberry) family in Bangladesh flora. Research in Plant Sciences 1(3): 53-57.
Rosandy, F. T. (2015). Pengaruh pemberian ekstrak kulit batang nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) terhadap lama hidup mencit (Mus musculus) yang diinfeksi Toxoplasma gondii. Universitas Airlangga.
Rukmana, R. 1997. Budidaya Nangka. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Silalahi, M. & Mustaqim, W.A. (2020). Tumbuhan berbiji di Jakarta jilid 1: 100 jenis-jenis pohon terpilih. UKI Press, Jakarta.
Wanajih Mas. (2023). Mengenal Pohon Nangka dan Segudang Manfaatnya (2022). Magang Alam LindungiHutan. Di akses pada 07/09/2024 pukul 10:07 WIB. https://lindungihutan.com/blog/pohon-nangka-dan-segudang-manfaat-buahnya/
Williams, E.W., Gardner, E.M., Harris, R., Chaveerach, A., Pereira, J.T. & Zerega, N.J.C. (2017). Out of Borneo: biogeography, phylogeny and divergence date estimates of Artocarpus (Moraceae). Annals of Botany 119: 611– 62.