Lengkeng - Dimocarpus longan L.
TNOP 2024 (DIKBANG X ARKADIA)Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Dimocarpus
Species : Dimocarpus longan Lour
Deskripsi
Buah Kelengkeng (Dimocarpus longan L.) adalah pohon buah tropis dari keluarga soapberry (Sapindaceae) sejenis buah-buahan gemuk-putih yang lezat seperti leci dan umumnya dijual segar, kering, atau kaleng dalam sirup. Dagingnya yang lezat memiliki rasa manis, sehingga banyak dibudiyakan. Buah kelengkeng yang dibudidayakan di Nusantara terdapat dua jenis, yaitu buah kelengkeng lokal dan buah kelengkeng introduksi. Buah kelengkeng lokal memiliki beberapa kultivar, diantaranya kelengkeng jenis batu dan kelengkeng jenis kopyor (Wajieh dan Alfarisi, 2023).
Daun kelengkeng termasuk daun majemuk tiap tangkai memiliki tiga sampai enam pasang helai daun. Bentuknya bulat panjang, ujungnya agak runcing tidak berbulu, tepinya rata dan permukaan nya mempunyai lapisan lilin. Kuncup daunnya berwarna kuning kehijauan, tetapi ada pula yang berwarna merah (Wajieh dan Alfarisi, 2023).
Daun tanaman merupakan daun majemuk yang tersusun dalam tangkai, terletak berhadap-hadapan, dan jumlah 7-8 helai. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau. Daun berukuran panjang 10 cm dan lebar kurang lebih 3 ½ cm, dengan tepi atas dan ujung daun runcing (Rukmana, 2014).
Berdasarkan jenis kelamin bunga, tanaman kelengkeng dibedakan menjadi tiga, yaitu pohon kelengkeng yang hanya berbunga jantan, pohon yang hanya berbunga betina, dan pohon yang berbunga sempurna atau mempunyai kelamin jatan dan betina (heraprodit). Pohon kelengkeng jantan jarang atau tidak menghasilkan buah, pembungaan kelengkeng biasanya terjadi pada bulan September-Oktober dan dan periode pembuahan berlangsung pada bulan Januari Maret (Rukmana, 2014).
Buah kelengkeng berbentuk bulat bundar sampai bulat pendek, terdiri atas kulit buah, daging buah, dan biji. Kulit buah tipis berwarna hijau kecoklatan sampai coklat. Daging buah tebal, berwarna putih bening, beraroma harum khas kelengkeng, dan berasa manis. Biji berbetuk bulat kecil dan berwarna cokelat dan hitam mengkilat (Rukmana, 2014).
Habitat
Habitat tanaman kelengkeng (Dimocarpus longan L.) adalah di dataran rendah yang memiliki suhu panas dan kelembaban udara 65–90%. Tanaman ini juga membutuhkan curah hujan sekitar 2.500–4.000 mm per tahun. Kelengkeng (Dimocarpus longan L.) bukanlah tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari negeri Cina, sehingga tergolong tanaman subtropis. Tanaman ini telah menyebar ke Indochina (Thailand, Taiwan, Laos, Vietnam, Cambodia), Malaysia, India dan khususnya di Indonesia. Tanaman kelengkeng berasal dari daerah subtropis, tanaman ini mampu tumbuh dan berpoduksi dengan baik di daerah tropis Indonesia. Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan daerah sentra kelengkeng di Indonesia selain Kalimantan Barat. Daerah pengembangannya berada di wilayah segitiga Jawa Tengah yaitu, Semarang (Salatiga, Ambarawa, Bandungan, Jambu, Kopeng), Temanggung (Pringsurat, Kranggan, Parakan) dan Magelang (Alamsyah et al., 2017).
Perawatan
Perawatan tanaman di dalam pot dilakukan kurang lebih selama 2 tahun dan selanjutnya dapat dipindahkan untuk ditanam secara permanen di tanah/lahan. Perawatan meliputi penyiraman rutin pada pukul 06.00 dan 16.00 waktu setempat, pemupukan rutin seminggu sekali menggunakan pupuk kandang dari kotoran kambing, penggantian atau penambahan tanah, penanggulanagn hama dan gulma, dan teknik recovery tanaman yang sakit. Aplikasi pupuk kandang secara umum mampu meningkatkan unsur hara tanah, terutama apabila tanah yang dipergunakan memiliki kandungan unsur hara yang rendah (Daryono et al., 2015).
Manfaat
Buah kelengkeng memiliki banyak khasiat mulai dari kulit buah, daging buah, bahkan bijinya. Sejak zaman dahulu hingga saat ini, daging buah kelengkeng kering digunakan di dalam teknik pengobatan China. Ekstrak air kulit buah kelengkeng mengandung senyawa anti-oksidan dan anti-inflamasi, sedangkan ekstrak biji buah kelengkeng mengandung senyawa anti-mikrobia yang berasal dari senyawa fenolik (Daryono et al., 2015).
Referensi
Alamsyah, A. N. (2017). Efektivitas Pelapisan Benih Kelengkeng (Dimocarpus longan Lour.) Menggunakan Kombinasi Jenis Bahan Pelapis dan Wadah Simpan Berbeda. Doctoral Dissertation. Universitas Diponegoro.
Daryono, B.S. Rabbani, A. & Purnomo. (2015). Aplikasi Teknologi Budidaya Kelengkeng Super Sleman di Padukuhan Gejayan. Jurnal Bioedukasi, 9(1): 57-61.
Rukmana, R. (2014). Prospek Agrobiisnis dan Teknik Budidaya Lengkeng. Yogyakarta: PT Kanisisus.
Wajieh, M.W.A., & Alfarizi, B.L. (2023). Klasifkasi Jenis Kelengkeng Berdasarkan Morfologi Daun dengan Ekstraksi Diri RGB, GLCM, dan Bentuk Menggunakan Metode BPNN. Jurnal Aplikasi Teknologi Informasi dan Manajemen, 4(2).