Walisongo - Heptapleurum actionophyllum

Walisongo - Heptapleurum actionophyllum




 Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae

Divisi        : Tracheophyta

Kelas        : Magnopophyta

Ordo        : Apiales

Famili       : Araliaceae

Genus      : Heptapleurum

Spesies    : Heptapleurum actionophyllum


Deskripsi

    Heptapleurum actinophyllum, yang juga dikenal dengan sebutan "Pohon Walisongo," adalah spesies tumbuhan yang memiliki daun besar dan indah, serta tumbuh dalam bentuk semak atau perdu. Tumbuhan ini termasuk dalam keluarga Araliaceae dan berasal dari wilayah Asia Tenggara tepatnya di negara Taiwam dan Hainan, termasuk Indonesia. Beberapa ciri khas dari Heptapleurum actinophyllum adalah daun-daunnya yang besar, berbentuk jari-jari tangan dan tersusun menyirip dengan bagian ujung yang meruncing. Daun-daun ini cenderung hijau mengkilap dan memberikan tampilan yang menarik pada tanaman ini. Daunnya palmately majemuk, dengan 7-9 selebaran, setiap selebaran memiliki panjang 9-20 cm dan lebar 4-10 cm. Bunga muncul dalam tangkai sepanjang 15-20 cm, berbentuk kecil, dan masing-masing bunga berdiameter 7-10 mm. Buahnya berbentuk bulat kecil, berwarna kuning, dan tumbuh menggerombol hingga ratusan. Pohon walisongo tumbuh dalam bentuk semak yang dapat mencapai ketinggian 8-10 meter. Pertumbuhannya mirip dengan pohon Beringin, yaitu menempel di batang pohon lain dan mengeluarkan akar gantung / akar udara. Ketika akar-akar udara Meskipun pohon walisongo dapat tumbuh di dalam ruangan, namun ia lebih menyukai di luar ruangan dengan tanah yang sedikit lembap, tetapi tidak basah atau tergenang air. Pohonnya akan sangat subur jika ditempatkan dibawah sinar matahari sepanjang hari, mencapai tanah, maka akan dikonversi menjadi akar yang berfungsi penuh. Pohon Heptapleurum actinophyllum seringkali diidentifikasi sebagai "Pohon Walisongo" karena kaitannya dengan tradisi Wali Songo di Indonesia. Namun, perlu ditegaskan bahwa nama ini lebih merujuk pada identifikasi lokal atau tradisi tertentu, dan tidak banyak informasi ilmiah yang mendukung kaitan langsung antara spesies tumbuhan ini dengan Wali Songo. Heptapleurum actinophyllum sebagaimana dikenal dalam klasifikasi ilmiah adalah tumbuhan yang tidak memiliki kaitan historis atau religius dengan Wali Songo.


Fungsi

     Heptapleurum actinophyllum atau lebih dikenal dengan ppohon walisongo memiliki beragam manfaat diantaranya sebagai tanaman hias, pembersih udara, penyerap kelembapan, estetika dan lanskap yang memberikan nuansa alami dan segar pada ruangan


Habitat

    Tanaman Walisongo berasal dari hutan-hutan di Taiwan, Cina, New Guinea, dan Australia. tanaman ini banyak ditemukan di Australia sehingga kadang-kadang disebut sebagai “schefflera Australia”. Perlu diketahui bahwa tanaman ini dapat menjadi invasif dan bahkan dianggap sebagai gulma di beberapa daerah.


Perawatan 

    Dalam merawat tanaman walisongo, sebenarnya hampir sama dengan tanaman hias lainnya seperti. Mengatur pencahayaan pada tingkat sedang (Mereka memerlukan cahaya terang tetapi tidak terpapar langsung oleh sinar matahari). Mengatur Frekuensi Penyiraman ( disarankan menyiram ketika permukaan tanah di pot sudah kering dan pada saat menyiram basahi tanah secara menyeluruh). Melakukan pemangkasaan dengan memeriksa batang bunga, kurangi tinggi dan lebar pada bunga. Melakukan pemupukan, hal tersebut dapat mengunakan pupuk kompos atau pupuk organik yang bisa dilakukan sebulan sekali.


Referensi 

[1] Pohon Walisongo. Diakses dari : https://www.ciriciripohon.com/2020/03/ciri-ciri-pohon-walisongo-di-alam-liar.html/ [12 Agustus 2023].


[2] Heptapleurum actionophyllum. Diakses dari : https://www.orami.co.id/magazine/tanaman-walisongo?page=all/. [10 Agustus 2023].


Penulis : 

Nadiatul Fadilah