Kelengkeng - Dinocarpus longan

Kelengkeng - Dinocarpus longan




 Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae

Divisi        : Magnoliophyta

Kelas        : Magnoliopsida

Ordo        : Sapindales

Famili       : Sapindaceae

Genus     : Dimocarpus

Spesies   : Dimocarpus longan


Deskripsi

    Pohon kelengkeng (Dimocarpus longan ) rata-rata dapat tumbuh mencapai ketinggian 30 meter hingga 40 meter. Diameter pohonnya dapat mencapai 80 cm (Gunawan, H., dkk., 2019).Perbungaan umumnya di ujung (flos terminalis), 4–80 cm panjangnya, lebat dengan bulu-bulu kempa, bentuk payung menggarpu. Buah bulat, cokelat kekuningan, hampir gundul; licin, berbutir-butir, berbintil kasar atau beronak, bergantung pada jenisnya. Daging buah (arilus) tipis berwarna putih, agak bening, dan berair saat dikupas. Pembungkus biji berwarna cokelat kehitaman, mengilat, dan agak keras. Berdaun majemuk, berwarna hijau cerah, dan tepinya bergelombang dengan 2-4 pasang anak daun, sebagian besar berbulu rapat pada bagian aksialnya. Tangkai daun 1–20 cm, tangkai anak daun 0,5-3,5 cm. Tajuknya kompak dan sosoknya cenderung melebar ke samping daripada ke atas. Sangat cocok dijadikan tanaman peneduh (di Vietnam telah dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan sejak tahun 1986). Tanaman kelengkeng yang ditanam dari benih atau secara generatif, tanaman akan berbuah pada umur 2-3 tahun (Morton, 1987).


Fungsi

    Kulit dan biji kelengkeng mengandung flavonoid yang merupakan senyawa fenol. Senyawa fenol dapat bersifat sebagai koagulator protein. Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa terhadap protein ektraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri. Mirzoeva et al. (1997) dan Sabir (2005) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa flavonoid mampu melepaskan energi transduksi terhadap membran sitoplasma bakteri dan menghambat motilitas bakteri.


Habitat

    Tanaman kelengkeng berasal dari daerah subtropis, tanaman ini mampu tumbuh dan berpoduksi dengan baik di daerah tropis Indonesia. Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan daerah sentra kelengkeng di Indonesia selain Kalimantan Barat. Daerah pengembangannya berada di wilayah segitiga Jawa Tengah yaitu, Semarang (Salatiga, Ambarawa, Bandungan, Jambu, Kopeng), Temanggung (Pringsurat, Kranggan, Parakan) dan Magelang (Untung, 2008). Tanaman ini telah menyebar ke Indochina (Thailand, Taiwan, Laos, Vietnam, Cambodia), Malaysia, India dan khususnya di Indonesia (Usman, 2004).


Referensi

[1] Gunawan, H., dkk. (2019). Partomiharjo, Tukirin, ed. 100 Spesies Pohon Nusantara: Target Konservasi Ex Situ Taman Keanekaragaman Hayati (PDF). Bogor: IPB Press. hlm. 90.


[2] Mirzoeva, O. K., Grishanin, R. N., Calder, P. C. 1997. Antimicrobial action of propolis and some of its components: the effects on growth, membrane potential, and motility of bacteria. Brazilian Journal of Microbioloy. 152, 239-46.


[3] Morton J. 1987. Fruits of Warm Climates. Miami: FL.


[4] Sabir, A. 2005. Aktivitas Antibakteri Flavonoid Propolis Trigona sp terhadap Bakteri Streptococcus mutans (in vitro). Majalah Kedokteran Gigi (Dent. J.), 58 (3), 135-141.


[5] Untung, O. 2008. Agar Tanaman Berbuah di Luar Musim. PT. Penebar Swadaya. hlm.82 


[6] Usman, M. 2004. Sukses Membuahkan Lengkeng dalam Pot. PT. Agromedia Pustaka. hlm. 5-6.


Penulis:

Nabila Novia Rahmadani