Sawo Manila - Manilkara zapota
TNOP2022 (DIKBANG X ARKADIA)Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Sapotaceae
Genus : Manilkara
Spesies : Manilkara zapota
Deskripsi
Sawo manila (Manilkara zapota) adalah pohon buah yang berumur panjang. Pohon dan buahnya dikenal dengan beberapa nama seperti sawo (Ind., Jw.), sauh atau sauh manila, atau ciku (Mly.). Sawo manila merupakan tanaman buah yang termasuk dalam suku sawo-sawoan (Sapotaceae) yang berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko. Tanaman sawo termasuk tumbuhan tropis yang mudah beradaptasi sehingga mudah dibudidayakan di berbagai negara termasuk di Indonesia, sawo banyak diusahakan di lahan pekarangan dan sangat mudah dijumpai di pasaran.
Fungsi
Sawo manila adalah buah yang sangat populer di Asia Tenggara. Wilayah ini yaitu produsen dan sekaligus konsumen utama buah ini di lingkungan kehidupan. Sawo disukai terutama karena rasanya yang manis dan daging buahnya yang lembut.
Kebanyakan buah sawo manila dimakan dalam kondisi segar sebagai buah meja. Hendak tetapi sawo mampu pula diolah menjadi serbat (sherbet), dicampurkan ke dalam es krim, atau menjadi selai. Sari buah sawo mampu dipekatkan menjadi sirup, atau difermentasi menjadi anggur atau cuka. Getahnya mampu menjadi lem ataupun pernis.
Getah pohon sawo disadap di Amerika, dikentalkan menjadi chicle yang adalah bahan permen karet alami. Getah ini juga diolah menjadi aneka bahan baku industri sebagai pengganti getah perca dan bahan penambal gigi.
Kayu sawo bermutu bagus, tergolong kayu keras dan berat, dengan tekstur halus dan pola warna yang menarik. Kayu ini terutama disukai sebagai bahan perabot dan ukir-ukiran, termasuk untuk pembuatan patung, karena sifatnya yang mudah dikerjakan dan mudah dipelitur dengan hasil yang benar. Kayu sawo memiliki keawetan yang benar, tahan terhadap serangan jamur dan serangga. Kayu ini juga adalah favorit anak-anak di Jawa untuk membuat gasing.
Kulit kayunya menghasilkan tanin, yang secara tradisional dipakai nelayan sebagai bahan pencelup (ubar) layar dan alat pancing. Beberapa proses pohon sawo juga dipakai sebagai bahan obat tradisional untuk mengatasi diare (tanin yang terkandung pada kulit batang), demam (tanin dan biji), dan bahan bedak untuk memulihkan tubuh sehabis bersalin (bunga).
Menurut penelitian yang dikutip Setiawan Dalimartha bahwa secara in vitro, ekstrak daun sawo manila dengan kadar 0,5%, 1%, dan 2% mampu meningkatkan kelarutan batu ginjal dan garam kalsium lainnya. Dikenal juga, bahwa daya larut ekstrak metanol semakin agung daripada ekstrak air.
Habitat
Sawo manila banyak ditanam di kawasan dataran rendah, meski mampu tumbuh dengan benar sampai ketinggian sekitar 2500 mdpl. Mampu tumbuh di ketinggian 300 mdpl. Pohon sawo tahan terhadap kekeringan, salinitas yang kira-kira tinggi, dan tiupan angin keras. Tanah yang paling cocok yaitu tanah lempung berpasir yang subur dan berpengairan benar.
Sawo mampu berbunga dan berbuah sepanjang tahun, hendak tetapi biasanya terdapat satu atau dua musim berbuah puncak. Di Thailand, musim puncak ini berkisar selang bulan September sampai Desember, sedangkan di Filipina selang Desember – Februari.
Di India, buah hendak dewasa pada umur sekitar 29 minggu. Buah ini biasanya dipanen dengan hati-hati dari tangkainya, ditaruh di atas tanah atau direndam air agar getahnya habis keluar, lalu dicuci dan digosok kulitnya untuk membuang sisik-sisik di proses luar.
Buah yang baru dipetik itu sedang keras, dan perlu disimpan 3-7 hari agar menjadi masak dan lunak, sehingga enak dimakan. Buah yang diperdagangkan biasanya masak dalam perjalanannya ke pasar atau sampai ke pembeli. Penyimpanan dalam suhu rendah mampu memperpanjang masa simpan buah sawo.
Perawatan
Lakukan penyiraman secara rutin setiap 1-2 kali sehari secukupnya agar tidak menggenang. Juga menyiangi gulma atau tanaman pengganggu lainnya agar unsur hara tanah tetap terjaga.
Selain itu, lakukan pemupukan lanjutan dengan menggunakan kombinasi pupuk kimia atau menggunakan cara organik. Jika menggunakan kombinasi pupuk kimia, campuran yang dianjurkan antara lain 20 buah NPK, 1 kg kompos atau pupuk kandang, dan 1 scoop POC BMW. Sedangkan jika memilih cara organik berikan 1 sendok makan BMW KOCOR dan 1 sendok makan BMW POC. Lakukan pemupukan secara rutin sebulan sekali.
Untuk mempercepat munculnya buah, berikan hormon perangsang buah, batang dan daun BMW POC. Caranya dengan mencampurkan 2-3 tutup POC BMW ke dalam 1 tangki berisi 15 liter air. Lalu semprotkan ke seluruh bagian tanaman.
Bila tanaman sudah besar, kerok batang utama sepanjang 30 cm lalu usapkan POC BMW pada batang yang sudah dikerok menggunakan kuas. Interval pemberian POC BMW pada tanaman dewasa setiap 7-10 hari sekali.
Referensi
[1] Martinez S, E., Samain & Oldfield, S. (2021), "Manilkara zapota", The IUCN Red List of Threatened Species 2021 (e.T61964429A61964470.).
[2] Hasanah, N. (2018). Uji Anti Bakteri Ekstrak Daun Sawo Manila (Manilkara zapota) terhadap Eschiria coli. Universitas Medan Area.
[3] p2k.unkris. Sawo Manila. Diakses melalui https://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Sawo-Manila_103104_p2k-unkris.html#Kegunaan.
[4] Kebun. Menanam Sawo Manila. Diakses melalui https://www.kebun.co.id/menanam-sawo-manila/.
Penulis :
Nadiatul Fadilah