Bambu Ampel - Bambusa vulgaris

Bambu Ampel - Bambusa vulgaris


 Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae

Divisi        : Magnoliophyta

Kelas        : Liliopsida

Ordo        : Poales

Famili       : Poaceae

Genus      : Bambusa

Spesies    : Bambusa vulgaris


Deskripsi

    Bambu ampel (Bambusa vulgaris s.) banyak di jumpai di pedesaan pada pinggir-pinggir sungai. Rumpun tumbuh tidak terlalu rapat dengan buluh muda hijau mengkilat atau kuning bergaris. Panjang buluh mencapai 25-45 cm, diameter 5-10 cm, tebal 7-15 mm. Percabangan 1,5 diatas permukaan tanah setiap ruas terdiri 2-5 cabang. Daun gundul, berseting, berpelepah, kuping pelepah buluh kecil, lanset, ujung meruncing, tepi rata, pangkal membulat, panjang 15- 27 cm, lebar 2-3 cm, pertulangan sejajar, hijau. Pelepah buluh mudah luruh tertutup bulu hitam dan coklat, kuping pelepah buluh membulat dengan ujung melengkung keluar. Rebung Berwarna kuning atau hijau tertutup bulu coklat hingga hitam.


Fungsi 

    Bambu Ampel (Bambusa vulgaris) dapat dimanfaatkan untuk mebel, bahan pembuat kertas, untuk kerajinan tangan dan dapat ditanam di halaman rumah karena cukup menarik sebagai tanaman hias serta untuk obat penyakit kuning atau lever (Muharrom, 2019). Menurut Hidayat et al (2010) batang Bambusa vulgaris memiliki manfaat menyembuhkan penyakit batuk dengan cara batangnya di tebang kemudian diminum airnya. Selain dijadikan obat batuk,air batang bambu kuning sebagai peureuh atau air yang diteteskan ke mata, karena mampu merawat dan menyembuhkan mata (Partasasmita et al, 2017).


Referensi

[1] Hidayat, Sopian. Agus, Hikmat. dan Ervizal A.M.Zuhud. 2010. Kajian Etnobotani MasyarakatKampung Adat Dukuh Kabupaten Garut, Jawa Barat. Media Konservasi.Volume. 15(3): 139 – 151


[2] Muharrom, G. (2019). Peran Yayasan Bambu Indonesia Dalam Pelestarian Tanaman Bambu Sebagai Pengembangan Kegiatan Ekonomi Hijau (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah).


[3] Partasasmita, Ruhyat. Azifah, An’amillah. Johan, Iskandar. Asep, Zainal Mutaqin. Annisa.Nining, Ratningsih. (2017). Karangwangi people’s local knowledge of bambu and its role: Implications for management of cultural keystone species. Biodiversitas. 18(1): 275-282.


Penulis:

Fathya Rizki Amelia