Praktik Menanam Menggunakan Botol Bekas hingga Belajar Fotosintesis
BUN2021Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.... Halooo semua, senang bertemu kembali dengan kalian Sobat BUN, maaf belakangan ini jarang memposting kegiatan dan keseruan mengajar kami di KBA karena PPKM level 4 mengharuskan kami mematuhinya. Pasti kalian sangat penasaran kan tentang keseruan kami mengajar kemarin??? ehehe, jujur itu lebih baik loh walaupun terkadang menyakitkan.. Upss. :D Namun Sobat BUN jangan bersedih, kami telah menggabungkan materi yang sebelumnya tidak dilaksanakan karena PPKM menjadi sebuah materi yang sangat spesial di hari Minggu, 5 September 2021. Penasaran kan?? Ikuti dan simak ceritanyaa, cekidot!
Baca Juga: Mengenal Primata dan Perannya dalam Lingkungan Hidup
Kegiatan kami sangat spesial karena tiga materi dilaksanakan dalam pertemuan hanya 120 menit. Kebayangkan keseruannya dan manfaatnya?? Yuk kami akan ceritakan semuanyaaa. Pada jam 09.00 WIB para panitia BUN dan kakak-kakak KBA telah datang di tempat mengajar KBA, lalu kami membersihkan dan menyiapkan ruangan belajar serta bekerja sama mengecat botol bekas dengan warna dasar yaitu putih yang telah dibagi dua bagian untuk wadah penanaman. Setelah kami mengecat botol bekasnya. Kami memulai pengajaran kepada anak-anak. Namun sebelumnya kami tidak lupa untuk mengecek suhu, memastikan anak-anak memakai masker, dan mencuci tangan untuk menghindari pandemi COVID-19 ini.
Pengajaran dimulai dengan memperkenalkan serta mengingatkan kembali kami berasal dari mana, karena sudah hampir dua bulan tidak mengajar sebab PPKM. Huhuhu sedihhhh. Tapi alhamdulillah, anak-anak masih inget kami dan sangat antusias memerhatikan kami dari awal hingga akhir. Tepuk do’a dan tepuk fokus tidak lupa kami terapkan agar pembelajaran menjadi berkah dan fokus dalam mengikutinya serta mempraktekkannya. Apa si kak yang spesial dari pengajaran ini?? Di atas sudah ada clue nya sobat BUN eheheh, yaitu mengecat botol bekas sebagai wadah penanaman. Yapp benar sekali tebakan sobat BUN, materi kami seputar menanam, dari teori hingga praktiknya kami ajarkan, dari menggunakan limbah plastik seperti botol bekas sampai memanfaatkannya sebagai kreasi anak-anak yaitu menghias botol bekas tersebut. Waaahh, ternyata itu ya kak materi spesialnya?? Eitss, bukan hanya itu, tentunya dengan me-review kembali materi spesial ini melalui rangkaian games yang amat sangaat seruuu. Semoga sobat BUN masiih semangaat yap membacanya, ehehe.
Baca Juga: Praktik Membuat Eco-Enzyme
Kami menggunakan botol bekas sebagai wadah penanaman. Namun, kami tetap me-review kembali botol bekas tersebut itu termasuk sampai organik atau non organik? Yapp benar sampah non organik. ehehe. Kenapa harus menggunakan botol bekas? Dan bagaimana cara menggunakannya? Kami menjelaskan itu semua kepada anak-anak di KBA dan mereka sangat antusias dalam mendengarnya bahkan ada yang bertanya perihal materi tersebut. Setelah menjelaskan kenapa menggunakan botol bekas sebagai wadah penanaman, kami juga menjelaskan kenapa harus menanam?? ehehe sampah non organik yang kita tahu semua sulit terurai ya sobat BUN, maka dari itu kami harus menggunakannya kembali sobat BUN.
Menghias botol bekas dibagi menjadi tiga kelompok dari 15 anak. Mereka menghias sesuai keinginan dan kreativitas anak-anak menggunakan kuas dan cat yang telah disediakan oleh panitia BUN. Ada yang menggambar bunga, upin-ipin, abtrak, inisial nama, bahkan ada yang menggambar laut loh sobat BUN, sungguh sangat kreatif anak-anak seusia mereka. Anak-anak yang bingung mau menggambar apa, maka kakak pendamping mencarikannya melalui mbah google :D tidak lupa ada kakak pendamping loh sobat BUN agar anak-anak tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Setelah menghias botol bekas sebagai pengganti pot, pastinya botol tersebut digunakan untuk menanam dan botolnya dikeringkan dibawah sinar matahari, tapi kita tidak merenung saja menunggu botol tersebut kering, karena menunggu itu membosankan loh sobat BUN ehehe, untuk menghilangkan kebosanan tersebut, kemudian penyampaian materi fotosintesis oleh Kak Nadin, Kak Fathnun, dan Kak Metalinda bahwa fotosintesis itu berasal dari kita menanam pohon. Jika kita menanam pohon maka akan menghasilkan fotosintesis dan hasil fotosintesis tersebut berupa oksigen untuk manusia bernafas. Anak-anak KBA baru tahu akan hal itu dan semakin semangat serta antusias untuk menanam pohonnya. Walaupun proses fotosintesis sangat sulit dipahami, tapi kami kemas dengan bahasa sederhana loh sobat BUN seperti gambar di atas ada berbagai gambar prosesnya seperti melalui daun dan semacamnya. Setelah menjelaskan materi fotosintesis, lalu dijelaskan juga kenapa harus menanam pohon? Anak-anak KBA sudah sangat paham kenapa harus menanam pohon salah satunya untuk menghasilkan oksigen, namun ketika ditanya “adik-adik sudah pernah belum secara langsung menanam pohon?” mereka kompak menjawab belum, syukurlah kami merencanakan menanam pohon bersama. Maka, anak-anak KBA menjadi tahu dan paham karena langsung dipraktikkan.
Baca Juga: Praktik Menanam Kangkung dengan Wick System
Materi telah usai, selanjutnya anak-anak dikumpulkan kembali dengan kelompoknya masing-masing untuk menanam pohon, tapi sebelum menanam pohon, adik-adik belajar menuang tanah dan meratakannya agar pohon yang ditanam mendapatkan secara rata nutrisinya untuk pertumbuhan pohon tesebut. Tanah yang digunakan adalah tanah humus ya Sobat BUN. Tanah humus itu adalah tanah yang paling subur karena terdiri dari penggabungan pelapukan daun, batang pohon, dan ada pencampuran dari kotoran hewan. Tanah tersebut belum basah melainkan masih agak kering. Septi (adik KBA - tingkat SD) bertanya, “Ka, abis di tuang tanahnya, aku basahin yaa?”. Maka salah satu kakak BUN menjawab “Jangan dulu sep, nanti aja dibasahinnya ketika sudah ditanam pohonnya agar akar pohon tersebut dapat menyerap air yang baru disiram untuk pertumbuhan pohon tersebut".
Pohon cabai dan tomat kami tanam di pot yang baru saja dimasukkan tanah. Kakak pendamping mengajarkan bagaimana cara memindahkan pohon tersebut yaitu dengan cara menggali pohon tersebut dengan pelan-pelan dan mengambil akarnya. Jikalau akarnya sulit dicabut, maka cabutlah sama tanahnya agar akar tersebut tidak ada yang copot. Lalu anak-anak mempratikkannya dengan hati-hati. Refi salah satu anak-anak KBA mempraktikkannya. Namun akarnya terpotong, beruntungnya kami membawa pohon cadangan untuk antisipasi hal tersebut. Pohon cabai dan tomat kami pilih karena merupakan tanaman yang sering digunakan oleh orang tua mereka untuk memasak.
Games review mengakhiri kegiatan kami. Games memberikan penghapus papan tulis kepada teman yang berada disampingnya sambil diputarkan lagu. Ketika lagunya berhenti maka anak tersebut diberikan soal seputar materi dan praktik yang telah diberikan. Anak-anak menjadi sangat senang dan diselimuti dengan ketegangan karena yang mendapatkan penghapus ketika lagu berhenti, maka ialah yang terkena review. Namunn, dibalik semua itu, kami menyediakan hadiah supaya anak-anak lebih semangat dalam menjawabnya.
Foto bersama adalah kegiatan terakhir kami dengan membawa hasil kreasi menghias pot dan menanam pohon yang telah diberikan. Bagaimana Sobat BUN?? Sangat kompleks dan padat kan kegiatan BUN kali ini?? Tapiii, semuanya kami kemas dengan sederhana Sobat BUN melalui games review dan praktiknya karena ilmu yang dipraktikkan maka akan cepat diserap. Harapannya agar anak-anak dapat memanfaatkan limbah non organik seperti botol bekas untuk pot dan menanam pohon di pot tersebut. Supaya ketika panen atau tumbuh besar pohon tersebut, anak-anak bisa mengonsumsinya dan juga bisa menjualnya untuk mendapatkan tambahan uang saku mereka. Sekian cerita kami, sampai jumpa di artikel selanjutnya Sobat BUN, tetap melaksanakan lima prokes ya Sobat BUN, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, menjauhi kerumunan, dan memakai masker.
Penulis:
Ade Basyuri